Bertualang ke Dewata tanpa Tas


Liburan ke Bali mungkin sudah umum bagi sebagian orang, namun liburan saya kali ini merupakan liburan yang sangat memacu adrenalin. Kenapa? Karena liburan 3 hari 3 malam ini dilakukan tanpa tas atau barang bawaan apapun. Lho, sengaja gak bawa? Kagak lah!

Awalnya, ini merupakan liburan yang cukup menyenangkan bagi saya. Terlebih saya tidak harus mengeluarkan uang sepeserpun karena semuanya sudah ditanggung oleh konglomerat di bidang kontraktor dan pertambangan. Tapi liburan ini sekaligus menjadi pengalaman hidup yang sangat berharga. Bagaimana tidak, hampir setiap hari keringat dingin bisa berkucuran.

Day 1 - "Ilab! Ilab! Ilab!"

"Ilab, Ilab, dan Ilab" itu yang dikatakan teman seperjalanan saya, Efan. Awalnya kami dijemput oleh supir menuju Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Ini adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di Terminal 3. Kata orang terminalnya bagus, tapi menurut saya sih biasa-biasa saja (mungkin karena belum 100% rampung). Terminal 3 ini didominasi oleh pesawat-pesawat kecil sejenis Airbus A320 atau Boeing 737 untuk penerbangan domestik. Karena penerbangan kami Lion Air JT-26 menggunakan Airbus A330-300 yang tergolong sebagai pesawat wide body, maka kami harus diberangkatkan dari Runway 07L/25R milik Terminal 2 yang lebih panjang 60 meter ketimbang Runway 07R/25L milik Terminal 1. Sebenarnya bukan itu sih alasannya-_- Terminal 2 memang lebih dekat dari Terminal 3.

Terminal 3 Ultimate, Soekarno-Hatta International (CGK)

Oke, bam, setelah masuk ke dalam pesawat dengan konfigurasi 3-3-3 ini, kami terbang tanpa halangan. Pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Namun seperti biasa, karena memasangkan airbridge itu butuh waktu, maka saya lebih memilih duduk saja daripada terburu-buru ngambil barang sambil ngecek juga ke bagasi kabin di atas kursi nomor 29C kalau di sana tas hitam saya masih ada.

Akhirnya, penumpang sudah mulai sepi dan saya bergegas untuk mengambil tas. Ternyata, itu bukan tas saya! Lalu saya bertanya kepada pramugari untuk prosedur selanjutnya jika tas tertukar. Lalu pramugari memberi tahu saya untuk segera menuju lost and found. Di lost and found, tas yang saya temukan di geledah dan ditemukan identitas berupa kartu keluarga atas nama Danny Irwansyah. Pihak lost and found langsung mencari data-datanya dan didapatkan nomor teleponnya. Saat itu saya tenang sedikit, namun keringat saya bertambah ketika nomor itu ternyata tidak bisa dihubungi.

Bukti kehilangan dari lost and found

Saya positive thinking aja, orangnya capek, makanya salah ambil tas, udah gitu semenjak turun pesawat mungkin HPnya belum dinyalakan. Namun yang saya khawatirkan, laptop saya, harddisk eksternal saya, dan buku catatan sekolah 3 tahun saya (jangan tanya kenapa harus bawa buku pas liburan, H-14 UN cuy!). Okelah, saya mempercayakan pihak lost and found dan menitipkan tas Bapak Danny ini ke lost and found. Akhirnya dimulailah perjalanan tanpa barang bawaan apapun.

Day 2 - Tas Masih Hilang, Liburan Jadi Galau

Subuh-subuh saya bergegas menelepon pihak bandara untuk menanyakan perihal tas saya. Lalu pihak bandara berkata nomor telpon Bapak Danny tersebut masih belum bisa dihubungi. Okelah, saya masih berpikir positif kalau si penukar tas ini masih tidur. Setelah mandi dan sholat, saya sarapan di restoran hotel. Sebetulnya, makanan di Best Western Resort Kuta ini cukup enak, namun karena memang saya yang tidak sedang mood, makanan terasa hambar dan biasa saja.

Restoran di Best Western Resort Kuta saat Breakfast

Pukul 12 siang, kami bingung kenapa tidak ada pengumuman untuk tur atau semacamnya. Apa benar kita diantar ke bali hanya untuk menginap di hotel selama 2 malam-_- Lalu saya menghubungi teman saya yang lainnya dan ternyata mereka sudah ada di Bedugul. Wah sialan, karena itu kami memutuskan untuk makan siang sendiri di  Pantai Kuta. Dengan menyewa taksi dari Best Western ke Kuta, dengan tarif Rp20.000 kami sampai dan bersantai-santai sejenak melihat ombak dan berjalan-jalan di Kuta Beachwalk. Saat perut sudah mulai kerocongan maka McDonalds Kuta menjadi pilihan untuk santap siang karena harganya paling murah ketimbang restoran lain di Kuta.

Kuta Beachwalk

Pukul 3 kami kembali ke Hotel dan langsung ditelepon. Saya kira awalnya dari pihak bandara yang ingin menginformasikan tas saya. Namun ternyata supir GrabCar yang sudah disewa untuk menjemput kita ke Tanah Lot. Okelah, kita ke Tanah Lot, di sana akhirnya kita bisa berkumpul lagi dengan rombongan yang lain. Waktu saya di Tanah Lot tidak lama, hanya sekitar 30 menit karena kami sudah harus melanjutkan ke destinasi wisata selanjutnya, yaitu Dinner di Pantai Jimbaran.

Setelah 1 jam perjalanan, sampai juga kita di Pantai Jimbaran. Karena perjalanan gratis mungkin, menunya jadi tidak semewah satu tahun yang lalu. Hanya Nasi, 4 pc tiram, ikan bakar, dan kangkung dan menu ini sharing, tidak sendiri-sendiri. Oke gak apa-apa, lagipula saya belum terlalu nafsu makan karena tas saya kondisinya masih hilang.

Dinner di Jimbaran

Day 3 - Pasrah

Pada pagi hari di hari ketiga, saya sudah mulai pesimis dan memastikan kalau tas saya hilang. Maka saya mulai mengecek saldo di ATM dan melihat apakah uang cukup untuk membeli laptop baru. Bahkan teman saya di Jakarta yang namanya Rani, sebelumnya terus memberikan pikiran optimis sudah mulai menyerah juga. Diapun ikut-ikutan pesimis. Akhirnya, setelah sarapan, yang lain bergegas membawa koper, saya tidak membawa apa-apa. Bajupun minjam dari teman sekamar saya.

Di hari ketiga tujuan pertamanya adalah Pantai Pandawa, tempat yang tidak berbeda jauh sejak setahun yang lalu namun kali ini turis asingnya jauh lebih banyak ketimbang dahulu kala. Karena tidak membawa baju ganti, tentu saya tidak akan bermain canoe di sini. Tapi buat kamu yang mau canoe, harganya cukup murah hanya Rp30.000 untuk sendiri dan Rp50.000 untuk tandem. Bandingkan sama watersports di Tanjung Benoa!

Foto Panorama Pantai Pandawa

Setelah dari Pantai Pandawa, kami berbelanja oleh-oleh di Krisna. Kali ini saya meminimalisir belanja untuk orang-orang yang dekat saja karena masih memikirkan biaya untuk membeli laptop yang baru :(. Setelah puas di Krisna, kita menuju rumah makan Nasi Tempong Indra. Sebenarnya Nasi Tempong cuma sejenis nasi pakai ayam dan tahu tempe, tapi yang membedakan adalah lalapannya yang berupa terong dan bayam serta sambal yang luar biasa pedas.

Hari menjelang sore, tas belum ketemu, dan kita melanjutkan perjalanan ke Kuta. Karena kemarin sudah pernah ke Kuta, maka sekarang kita rada gabut di sini. Hanya ke McDonalds sambil memesan Iced Coffee with Ice Cream dan Jelly lalu foto-foto di Sunset. Tiba-tiba ada SMS yang masuk ke handphone saya, bertanya "Apakah ini mas Harso Adjie? Bisa telepon saya, maaf pulsa saya habis" ternyata orang ini adalah Bapak Danny Irwansyah yang tasnya tertukar dengan saya. Sangat senang, sejenak semua beban hilang dan akhirnya bisa pulang dengan tenang.

Malam hari, saya kembali ke Bandara dan mengambil tas Bapak Danny tersebut di Lost and Found untuk dibawa ke Jakarta. Penerbangan pulang kami menggunakan pesawat yang sama dengan penerbangan berangkat, yaitu Airbus A330-300. Nomor penerbangannyapun cuma beda 1 digit yaitu JT-27. Akhirnya, pukul 11 malam kami sampai di SHIA dan saat itu juga saya bergegas menuju Jakarta sesungguhnya menggunakan Bus Damri. Karena macet yang sangat parah, walaupun ini tengah malam, akhirnya kami baru sampai di Terminal Rawamangun pukul 1 dini hari dan saya langsung bergegas ke Thamrin City untuk menukarkan tas. Akhirnya pukul 3 dini hari semua masalah selesai dan saya bisa tidur dengan nyaman di rumah, dan bersiap-siap bangun pada pukul 5 untuk kembali sekolah :o

Eksterior Airbus A330-300

FUN FACTS:


  • Izin kepada orang tua untuk perjalanan ini adalah kamis malam jumat, sementara jumat malam sudah harus berangkat.
  • Banyak yang bertanya-tanya, padahal saya bukan teman dekat dari si konglomerat di bidang kontraktor dan pertambangan itu, tapi kenapa bisa ikut serta dalam trip ini? jawabannya adalah ketika ujian Bahasa Perancis, saya memberikannya sedikit oleh-oleh berbentuk A, B, C, D, dan E lalu dia sangat berterima kasih dan menghadiahkan ini sebagai balas budinya ;) (jangan ditiru!)
  • Sama seperti tiga tahun yang lalu, toilet hotel di sini sulit diflush
  • Kami membeli dua gantungan kunci berbentuk alat vital pria seharga Rp5000 untuk diberikan kepada teman, tapi malah dibuang -_-
  • Harga McDonalds untuk turis lokal dan mancanegara adalah sama.
  • Kalau di Jakarta ribut antara taksi dan GrabCar, maka di Bali harga taksi lebih murah dari GrabCar
  • Saat saya sedang dibali, terjadi fenomena Vernal Equinox yaitu saat dimana matahari ada di bidang yang sama dengan khatulistiwa menjadikannya sangat-sangat-sangat panas!
  • Pesan dari sponsor, perjalanan ini disponsori oleh PT. Rizki Anugrah Pratama Contractors dan PT. Rizki Anugrah Pratama Mining and Engineering.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kimia Unsur: Alkali dan Alkali Tanah

Kimia Unsur: Gas Mulia dan Halogen

Hereditas (Tautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah)