Antara Pertumbuhan Ekonomi, Pendidikan, dan Beasiswa (Plus Pengalaman Beasiswa DataPrint)


Kalau ditanya, apa faktor yang membuat suatu negara bisa maju? Ada yang bilang kekayaan sumber daya alamnya, tetapi negara seperti Kongo dan Venezuela toh tidak maju. Ada yang bilang militer, tetapi negara seperti Korea Utara juga tidak maju. Kalau menurut saya, jawabannya adalah Pendidikan.

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang sebuah negara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat dengan pendidikan. Apabila suatu negara memiliki sistem pendidikan yang baik, maka sumber daya manusia di negara itu akan menjadi sangat produktif. Mayoritas dari mereka akan menjadi para insinyur, dokter, pebisnis, pengacara, dll. Bukan pekerja kasar yang hanya dimanfaatkan ototnya saja. Hal ini akan mendorong produktivitas yang luar biasa pada negara tersebut. Sektor-sektor produksi akan berkembang pesat seiring banyaknya penemuan dan teknologi baru yang diciptakan. Robot akan lebih banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan kasar karena perusahaan tidak perlu lagi berpikiran untuk menciptakan lapangan kerja padat karya. Mayoritas pekerja adalah pekerja kreatif dan profesional. Terlebih apabila para 'TKI profesional' ini bekerja di luar negeri dan diberi upah sangat besar, negara akan mendapatkan untung berlipat-lipat melalui remitansi, yaitu uang dari luar negeri yang dikirim ke negara asal oleh para pekerjanya. India contohnya, negara tersebut banyak mengekspor programmer dan insinyur untuk bekerja di perusahaan teknologi di seluruh dunia, terutama AS. Akhirnya, negara tersebut mendapatkan keuntungan dari remitansi sebesar 69.97 miliar dolar AS, yang terbesar di dunia. Saat ini Indonesia lebih banyak mengekspor TKI sebagai pembantu rumah tangga dan buruh kasar, sehingga Indonesia hanya mendapat remitansi sebesar 7,62 miliar dolar AS.

Pendidikan di Indonesia Sebenarnya Mulai ke Arah yang Baik

Banyak orang yang mengeluhkan sistem pendidikan di Indonesia. Namun, walaupun sistem pendidikan kita belum sempurna, kita sudah menuju ke arah yang jauh lebih baik. Kenapa demikian?

Pertama, alokasi anggaran belanja negara untuk pendidikan sudah menjadi prioritas. Pada 2019 saja, 492,5 triliun rupiah atau sekitar 20% dari APBN dialokasikan untuk pendidikan. Banyak negara tidak berkembang di luar sana masih memprioritaskan sektor tidak produktif di APBN-nya, misalnya militer.

Kedua, makin banyak masyarakat Indonesia yang sadar akan pentingnya pendidikan sehingga jumlah penduduk yang memiliki pendidikan tinggi semakin banyak. Angka ini meningkat secara eksponensial dari 237.000 di 1970, menjadi 1,5 juta di 1990, hingga 4,2 juta di 2009.

Ketiga, semakin menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan informal seperti bimbingan belajar, kursus, dan pelatihan. Mereka mengajarkan berbagai macam bidang mulai dari pemasaran, coding, desain grafis, hingga materi tingkat universitas. Lembaga ini dapat membantu masyarakat mengembangkan skill praktis yang sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga kualitas sumber daya manusia Indonesia akan semakin tinggi.

Masih Ada Masalah

Ketidaksetaraan akses ke pendidikan masih menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia. Biaya pendidikan yang mahal, terutama pendidikan tinggi, menjadi tembok bagi masyarakat menengah ke bawah untuk mengejar ilmu setinggi-tingginya. Tentu hal ini tidak baik karena ketidakmerataan pendidikan dapat memicu kesenjangan ekonomi. Orang-orang yang memiliki uang banyak dapat dengan mudah mencari ilmu sementara yang tidak punya uang akan sulit mencari ilmu. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.

Namun, berbagai program telah dilaksanakan baik dari pihak pemerintah, swasta, maupun penyelenggara pendidikan tinggi. Sebut saja ada yang namanya student loan, uang kuliah berkeadilan, dan beasiswa. Ketiga program ini sama-sama dapat memberikan insentif bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan tinggi, tetapi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Apa saja?

Jenis
Kelebihan
Kekurangan
Student LoanMasyarakat dapat mengikuti pendidikan tinggi tanpa perlu memikirkan dana terlebih dahulu. Saat lulus, masyarakat dibebani utang pendidikan yang harus dibayar.
Uang Kuliah BerkeadilanMeringankan biaya kuliah yang barus dibayar. Tidak mencakup biaya hidup, biaya tugas akhir, dll
Beasiswa Meringankan biaya kuliah, biaya hidup, biaya tugas akhir, dll (tergantung jenis beasiswa). Sangat kompetitif untuk didapatkan.

Sekilas terlihat opsi beasiswa merupakan opsi yang terbaik. Namun, opsi tersebut sangat kompetitif karena terbatasnya jumlah penyelenggara beasiswa dan kuota beswan yang akan dibiayai. Sebagai contoh, tiga program beasiswa yang diselenggarakan oleh pemerintah: Beasiswa Unggulan, Bidikmisi, dan LPDP memiliki kuota tidak lebih dari 200 ribu orang bahkan bila digabung. Padahal, ada lebih dari 7 juta penduduk Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi saat ini. Karena itu, bantuan pihak swasta baik dalam bentuk beasiswa ikatan dinas maupun beasiswa corporate social responsibility sangat dibutuhkan.

Beasiswa DataPrint

DataPrint Indonesia merupakan salah satu pihak swasta yang mengadakan beasiswa. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi bahan-bahan yang berhubungan dengan percetakan seperti tinta printer, tinta refill, dan kertas foto. Dilihat dari fokus bisnisnya, sudah pasti DataPrint sangat berhubungan dengan dunia pendidikan karena pelajar dan mahasiswa tidak luput dari aktivitas nge-print  . Tidak salah apabila DataPrint melakukan corporate social responsibility dalam bidang pendidikan dengan cara memberikan Beasiswa. 

Beasiswa DataPrint memiliki kuota yang melimpah. Pada tahun 2019 saja ada 500 beasiswa yang diberikan. Nominalnya berkisar dari 400 ribu hingga 1 juta rupiah. Saya sendiri pernah merasakan manfaat dari beasiswa DataPrint ini. Tahun lalu, saya mendapatkan 1 juta rupiah dari program tersebut.

Para penerima beasiswa DataPrint (sumber: beasiswadataprint.com)

Cara Mendapatkan Beasiswa DataPrint

Kali ini, saya akan mencoba berbagi bagaimana cara mendapatkan beasiswa DataPrint ini agar lebih banyak masyarakat yang mendapatkan manfaatnya.

Pertama, pergilah ke toko ATK terdekat atau online shop langgananmu untuk membeli produk DataPrint apapun. Di dalam produk ini nantinya akan ada kupon yang berisi kode untuk pendaftaran beasiswa DataPrint. Kalau saya waktu itu membeli kertas foto DataPrint karena kebetulan membutuhkannya juga.


Kertas! (sumber: pribadi)


Kedua, pergilah ke laman web beasiswadataprint.com lalu klik di bagian pendaftaran. Jangan lupa baca peraturannya terlebih dahulu di beasiswadataprint.com/peraturan.

Halaman depan web beasiswa DataPrint (sumber: beasiswadataprint.com)

Ketiga, isikan biodata dan track record akademik kamu secara jujur (Jangan sampai bohong ya, karena di akhir ketika kamu menerima beasiswa, bukti akan diminta). Di sini bagi kamu yang memiliki IPK tinggi dan/atau pengalaman banyak akan menjadi nilai plus dan semakin memungkinkan untuk mendapatkan nominal beasiswa yang lebih besar. 

Keempat, buatlah sebuah essay yang terdiri dari 100-500 kata dengan tema yang berbeda-beda setiap periodenya. Pada saat saya mendaftar beasiswa ini, tema essay yang saya dapatkan adalah seputar student loan. Essay ini juga merupakan faktor yang akan memberikanmu nilai plus. Jadi, buatlah essay sebaik mungkin. Apabila kamu ingin melihat essay yang saya buat sewaktu mendaftar atau ingin essay kamu diperiksa (kalau ada waktu ya ), silakan komentar di bawah atau hubungi saya melalui media sosial.

Kelima, tunggu pengumuman. Beasiswa DataPrint ini biasanya diadakan 6 bulan sekali. Jadi, bagi kamu yang mendaftar di awal periode, bersabarlah untuk mengunggu hasil beasiswa berbulan-bulan lagi. Kalau lupa, tenang aja kok, pengumuman penerima beasiswa akan disebar di website beasiswadataprint.com serta seluruh media sosial DataPrint.

Keenam, apabila kamu beruntung mendapatkan beasiswa, maka kamu akan di-request untuk mengirimkan dokumen-dokumen pendukung seperti transkrip, sertifikat, kupon DataPrint, fotokopi KTP, dan fotokopi buku tabungan ke kantor DataPrint. Setelah itu, beasiswa kamu akan langsung cair ke rekening kamu .

Mau Diapakan Uangnya

DataPrint tidak membatasi penggunaan uang yang diberikannya. Kamu dapat menggunakannya untuk apapun baik membayar uang kuliah, membayar biaya sewa tempat tinggal, uang kursus, uang makan, hingga hedon-pun bisa. Kalau kamu mendapat beasiswa DataPrint, mau kamu pakai untuk apa?

Referensi
  1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019. Kementerian Keuangan. 2018.
  2. Annual Remittances Data, updated as of October 2014, Inflows (current US$). World Bank Group. 2014.
  3. Kuipers, Joel C. Education in Indonesia: A Country Study. Library of Congress Federal Research Division. 2011.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kimia Unsur: Gas Mulia dan Halogen

Kimia Unsur: Alkali dan Alkali Tanah

Hereditas (Tautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah)