Litosfer dan Pedosfer

Litosfer dan Pedosfer membahas tentang Struktur Batuan dan Tanah.

Litosfer (berasal dari kata Litos, artinya batuan) merupakan salah satu cabang ilmu geografi yang membahas tentang struktur lapisan batuan bumi. Sementara Pedosfer (berasal dari kata Pedo, artinya tanah) membahas tentang struktur lapisan tanah.

Siklus dan Jenis Batuan

Secara umum terdapat tiga jenis batuan, yaitu Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Metamorf, semua digolongkan berdasarkan cara terbentuknya.


Batuan Beku (Igneous Rock), merupakan batuan yang terbentuk karena pembekuan magma. Batuan beku terbagi atas:
  • Batuan beku dalam (Plutonik), yaitu batuan yang terbentuk di dalam perut bumi atau dapur magma. Contoh: Granit, Diorit, Gabbro.
  • Batuan beku korok (Hypabsial/Porfirit), yaitu batuan yang terbentuk di lorong-lorong antara permukaan dan dapur magma. Contoh: Granit Porfirit, Andesit Porfirit.
  • Batuan beku luar (Vulkanik), yaitu batuan yang mengalami pendinginan di permukan bumi. Contoh: Obsidian, Andesit, Scoria.


Batuan Sedimen (Sedimentary Rock), merupakan batuan yang terbentuk karena pelapukan lalu batuan yang lapuk ditransportasi oleh angin, air, gletser, atau laut dan mengendap (bersedimentasi). Batuan sedimen terbagi atas :

  • Batuan Sedimen Glasial. Contoh: Morena, Lim, Brassia
  • Batuan Sedimen Terrestris. Contoh: Pasir, Cherr, Loss
  • Batuan Sedimen Marine. Contoh: Garam, Kapur, Gips


Batuan Metamorf (Metamorf Rock), merupakan batuan yang terbentuk karena penambahan suhu atau tekanan. Contohnya adalah: Marmer (Marble), Sabak, Greiness

Tenaga Geologi

Tenaga Geologi adalah tenaga-tenaga yang mampu merubah bentuk muka bumi. Tenaga inilah yang membentuk permukaan bumi bermacam-macam topologinya. Secara umum Tenaga Geologi dibagi atas Endogen (tenaga dari dalam bumi sendiri) dan Eksogen (tenaga dari luar).


A. ENDOGEN
1. Tektonisme
Tektonisme merupakan tenaga yang disebabkan oleh pergeseran lempeng bumi. Pergeseran lempeng tersebut disebabkan aktivitas magma dalam perut bumi yang terus-menerus.


Epirogenesa merupakan pergerakan muka permukaan bumi yang sangat lambat dan mencakup wilayah yang sangat luas. Epirogenesa dapat dibagi atas Epirogenesa Positif dan Epirogenesa negatif.
  • Epirogenesa Positif merupakan penurunan muka tanah sehingga air laut terlihat naik.

  • Epirogenesa negatif merupakan penaikkan muka tanah sehingga air laut terlihat surut.

Orogenesa merupakan pergerakan muka permukaan bumi yang relatif cepat, namun hanya mencakup wilayah yang kecil. Orogenesa terdapat dua jenis, yaitu lipatan (folding) dan patahan (faulting).

Lipatan merupakan jenis orogenesa yang lemah, sehingga hasilnya halus dan kadang tidak terlalu terlihat. Lipatan terbentuk dari dua bentuk dasar, yaitu Antiklinal dan Sinklinal. Sinklinal merupakan daerah lembah (daerah yang rendah) dan Antiklinal merupakan daerah puncak (daerah yang lebih tinggi).
Macam-macam Lipatan:

Patahan merupakan jenis orogenesa yang kuat, sehingga hasilnya kasar dan sangat kontras (seperti tanah yang patah) Patahan terbentuk dari dua bentuk dasar, yaitu Horst dan Graben. Horst adalah derah yang lebih tinggi sementara Graben merupakan derah yang lebih rendah.
Macam-macam Patahan:
 
2. Vulkanisme
Vulkanisme merupakan aktivitas magma yang berasal dari gunung berapi yang biasanya memiliki kekuatan yang dekstruktif. Vulkanisme akan berkaitan dengan intrusi (letusan magma di dalam perut bumi) dan eksktrusi (letusan magma ke permukaan).
Kekuatan letusan akan dipengaruhi oleh:
- Viskositas Magma (Kekentalan)
- Kedalaman Dapur Magma
- Suhu Magma

Erupsi merupakan keluarnya magma dari perut bumi (dapur magma) ke permukaan bumi. Terdapat dua jenis Erupsi yaitu:

  • Efusif, merupakan letusan yang mengeluarkan aliran lava yang encer/cair. Gunung api yang meletus secara efusif disebut gunung api perisai. contohnya di kepulauan hawaii.
  • Eksplosif merupakan letusan yang mengeluarkan ledakan dan batu-batuan berat (bom). Gunung api yang meletus secara eksplosif disebut gunung api maar. contohnya di yellowstone dan gunung toba.
  • Efusif-Eksplosif merupakan gabungan antara kedua jenis letusan tersebut. Gunung berapi yang meletus disebut gunung api strato. contohnya adalah gunung merapi.

Intrusi merupakan keluarnya magma namun tidak sampai ke permukaan. Magma ini mampu membentuk struktur gunung berapi dan berpotensi membentuk kawah baru atau letusan dari samping.


Peringatan-Peringatan dalam Letusan Gunung Berapi:
Level 1: Normal, artinya tidak ada aktivitas membahayakan dari Gunung tersebut
Level 2: Waspada, artinya gunung mengalami aktivitas mencurigakan yang berpotensi erupsi
Level 3: Siaga, artinya gunung sudah mengalami tanda-tanda akan erupsi dalam 1-2 minggu
Level 4: Waspada, artinya gunung berpotensi erupsi dalam jangka waktu dekat sampai 24 jam

3. Seisme
Seisme atau kegempaan merupakan gerakan kulit bumi yang terjadi secara tiba-tiba karena aktivitas tektonik (pergerakan lempeng), vulkanik (aktivitas gunung berapi), atau terban (reruntuhan gua). 
Istilah-istilah dalam kegempaan:
  • Hiposentrum: titik di dalam bumi yang merupakan pusat gempa
  • Episentrum: titik di permukaan bumi yang tegak lurus dengan Hiposentrum
  • Seismograf: alat pengukur kekuatan gempa
  • Gelombang-P: merupakan gelombang gempa yang pertama kali tercatat seismograf, berjenis longitudinal
  • Gelombang-S: merupakan gelombang gempa yang kedua tercatat seismograf, berjenis transversal
  • Gelombang Permukaan: merupakan gelombang perusak yang merambat di permukaan.
  • Isosiesta: garis dipermukaan bumi yang menghubungkan tempat-tempat dengan intensitas gempa yang sama
  • Homosiesta: garis yang menghubungkan tempat-tempat dipermukaan bumi yang dilalui gempa pada waktu yang sama 
Menghitung lokasi hiposentrum
l = (S-P)-1 x 1.000 km
S = Waktu tercatatnya Gelombang-S (menit)
P = Waktu tercatatnya Gelombang-P (menit)
l = Jarak hiposentrum dari permukaan (m)

B. EKSOGEN
1. Pelapukan

Pelapukan merupakan Penghancuran batuan menjadi lebih kecil/hancur/larut
Menurut penyebabnya, pelapukan dibedakan menjadi:
  • Pelapukan biologi (pelapukan organik), disebabkan oleh makhluk hidup
  • Pelapukan fisika (pelapukan mekanik), terutama disebabkan oleh pengaruh cahaya matahari dan perubahan temperatur
  • Pelapukan kimia, merupakan peristiwa penghancuran massa batuan yang  disertai dengan perubahan struktur kimia massa batuan

2. Gerakan Massa (Mass Wasting)
Mass wasting merupakan perpindahan massa batuan karena gaya berat benda tersebut
Gerakan massa dapat dibedakan menjadi:
  • Tanah longsor, karena tanah tidak tidak ditumbuhi tanaman
  • Tanah mengalir, karena tanah sudah jenuh air  
  • Rayapan tanah, yaitu gerakan tanah secara lambat ke arah bawah 
  • Tanah amblas, karena adanya rongga tanah
  • Tanah mendat, yaitu longsoran tanah yang membentuk teras (tingkatan)

3. Erosi
Erosi merupakan peristiwa perpindahan material yang mengalami  pelapukan dari suatu tempat ke tempat lain
Berdasarkan penyebabnya, erosi dibedakan menjadi:
  • erosi oleh air (erotion)
  • erosi oleh es (gletser)
  • erosi angin (deflasi)
  • erosi oleh air laut (abrasi)

4. Sedimentasi
Sedimentasi merupakan pengendapan material yang dibawa oleh angin, air, atau gletser
Berdasarkan tempat dan tenaga yang mengendapkannya, sedimentasi dibedakan menjadi:
  • sedimentasi fluvial, yaitu oleh sungai
  • sedimentasi eolis (sedimentasi teresterial), yaitu oleh angin
  • sedimentasi laut (marine sedimentation), yaitu pada pantai

Jenis-Jenis Tanah

Tanah terbentuk akibat adanya pelapukan batuan (namun tidak mengalami sedimentasi menjadi batuan kembali). Berdasarkan tingkatan pelapukan dari atas ke bawah, maka lapisan tanah terdiri dari:
  • Horizon A (Top soil), yaitu lapisan yang telah mengalami pelapukan sepenuhnya
  • Horizon B (Sub soil), yaitu lapisan yang baru mulai mengalami pelapukan
  • Horizon C (Regolith), yaitu bahan induk tanah yang baru sedikit mengalami proses pelapukan. Regolith merupakan hasil pelapukan batuan dasar
Jenis-jenis tanah:
  1. Tanah Podzolit, yaitu tanah yang umum yang terbentuk akibat curah hujan 2500-3000 mm/y.
  2. Tanah Ogranosol, yaitu tanah yang terbentuk dari campurna bahan-bahan ogranik dan umum di curah hujan >2500 mm/y
  3. Tanah Aluvial, yaitu tanah yang terbentuk dari lumpur yang terbawa sungai. bersifat subur dan cocok untuk pertanian.
  4. Tanah Kapur, yaitu tanah yang mengandung banyak Kalsium yang terbentuk dari gunung kapur. tidak subur dan tidak cocok untuk pertanian
  5. Tanah Vulkanik, yaitu tanah yang terbentuk dari sedimen batu-batuan vulkanik, sangat subur dan cocok untuk pertanian.
  6. Tanah Pasir, tanah yang terbentuk atas pelapukan batu pasir
  7. Tanah Humus, tanah yang terbentuk dari sisa-sisa dedaunan/kotoran hewan. Sangat subur.
  8. Tanah Laterit, tanah yang terbentuk dari zat-zat logam seperti besi dan alumunium. Tidak subur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kimia Unsur: Gas Mulia dan Halogen

Kimia Unsur: Alkali dan Alkali Tanah

Hereditas (Tautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah)